Senin, 04 Mei 2009

Penulis : DR. Maqdir Ismail, SH., LL.M
Penerbit : Navila Idea
Tebal : xviii + 396 halaman
Harga : Rp. 55.000,-


Dalam perkembangannya, Bank Indonesia (BI) telah melewati beberapa perubahan peran dan fungsi. Perubahan ini tak lepas dari perkembangan politik di Indonesia sejak zaman penjajahan hingga reformasi. Semua perubahan tersebut mengarah pada penyempurnaan BI sebagai bank sentral. Buku ini merangkum perubahan tersebut dari masa ke masa.

Sebagai buku yang membahas BI, bisa dikatakan buku ini komprehensif. Rekam jejak perubahan BI dikupas secara tuntas, baik dari sisi politik maupun hukum. Perdebatan-perdebatan yang terjadi ketika membahas perubahan BI dipaparkan apa adanya. Sehingga pembaca bisa melihat dinamaika BI tersebut secara jernih dan gamblang. Tidak ada yang ditutup-tutupi.

Selain merekam jejak perjalanan BI secara lengkap, buku ini juga kaya dengan dokumentasi sejarah BI. Dokumen-dokumen tersebut terkumpul sejak masa Kolonial Belanda hingga masa pemerintahan Megawati Soekarno Putri. Adanya dokumen -dokumen itu bisa manjadi kompas bagi pembaca untuk mengetahui BI secara mendalam dan apa adanya.

Selasa, 14 April 2009

Mata-Mata Inggris


Penulis : Huseyn Hilmi Isik
Penerbit : Galan
Tebal : xiv + 132 halaman
Harga : Rp. 21.000,-


Sejak masa kekhalifahan Turki Usmani mulai goyah, sembilan mata-mata Inggris dikirim ke beberapa negara Islam untuk belajar mendalami Islam, memelajari bahasa Arab, mengenal seluk beluk Islam sampai hal-hal yang paling kecil sekalipun. Misi mereka satu: belajar dan hancurkan Islam secara masiv dari dalam. Salah seorang mata-mata menulis secara rinci dalam catatan hariannya apa saja yang ia kerjakan untuk memenuhi misinya menghancurkan Islam.
Beberapa fakta sangat mengejutkan, karena ternyata orang-orang atau organisasi yang selama ini kita kira merupakan organisasi Islam atau para tokoh pembaharu Islam adalah pihak yang sengaja dibentuk, dikader, dan didanai oleh pemerintah Inggris untuk menghancurkan Islam. Umat Islam tidak akan curiga dengan jalan ini, karena gerakan mereka sangat halus dan tidak pernah menampakkan identitas aslinya. Namun dengan terkuaknya catatan harian seorang mata-mata Inggris ini, semuanya semakin terbuka dengan jelas.
- Benarkah Wahabi merupakan salah satu gerakan bentukan Inggris?
- Bagaimana peran penguasa Arab Saudi dalam mendukungnya?
- Apakah Jamaluddin Al Afghani dan Muhammad Abduh juga merupakan tokoh-tokoh yang dikader Inggris?
- Siapa pula agen-agen Inggris yang lain dan bagaimana strategi mereka menghancurkan Islam?

Kamis, 26 Februari 2009

Kisang Sang Pembunuh Dracula


Judul : Sultan Mehmed II Sang Pembantai Dracula
Penulis : Orhan Basarab
Penerbit : Darul Ikhsan
Tebal : 179 halaman
Harga : Rp. 40.000


Sebuah kebohongan apabila diceritakan secara terus-menerus maka lama kelamaan akan menjadi kebenaran. Itulah yang terjadi dengan kisah tentang Dracula. Selama ini mitos yang berkembang menyebutkan Dracula hanya bisa dikalahkan dengan salib dan bawang putih. Berbagai judul film dan buku telah diproduksi untuk membenarkan mitos itu. Tapi apakah mitos itu benar adanya? Pertanyaan inilah yang dijawab oleh Orhan Basarab dalam bukunya Sultan Mehmed II Sang Pembantai Dracula.
Buku setebal 179 halaman ini memang mengupas sejarah tersembunyi yang selama berabad-abad ada dalam wilayah fiksi. Oleh Orhan Basarab kisah tersebut dikupas secara tuntas, sehingga tudung kebohongan yang seolah-oalah telah menjadi kebenaran bisa disingkirkan. Setelah semuanya menjadi terang maka tahulah kita siapa pembunuh Dracula yang sebenarnya.
Sultan Mehmed II atau terkenal dengan julukan al Fatih (Sang Penakluk) selama ini lebih dikenal sebagai penakluk Konstantinopel. Memang prestasi tersebut sangat monumental dalam sejarah Islam maupun Perang Salib. Selama berabad-abad Konstantinopel merupakan benteng utama Kristen di Eropa dan Asia. Selama berabad-abad pula Islam berusaha merebutnya. Dan, Sultan Mehmed II lah yang kemudian bisa meluluh-lantakkan benteng Kristen tersebut. Sejak saat itu, Konstantinopel menjadi jantung Kekhalifahan Turki Ottoman (Turki Ustmani).
Kisah kepahalawanan Sultan Mehmed II dalam menaklukkan Konstantinopel tersebut memang sudah banyak diulas. Akan tetapi, masih ada kisah lain, yang tentu saja tidak kalah dahsyat dengan penaklukan Konstantinolel, yaitu ketika sang Sultan dan pasukannya bisa membantai Dracula. Entah apa yang terjadi kemudian sehingga kisah ini dibelokkan oleh Barat, sehingga tak jelas lagi siapa yang membunuh Dracula. Malah justru yang berkembang kemudian justru mitologi bahwa Dracula hanya bisa dikalahkan dengan salib dan bawang putih, bukan oleh tebasan pedang pasukan Mehmed II.
Dalam buku ini Orhan Basarab membabarkan fakta sebenarnya yang selama ini ditutup-tutupi oleh Barat. Orhan Basarab menguraikan bahwa peperangan Sultan Mehmed II dengan Dracula tidak bisa dilepaskan dari Perang Salib. Dracula yang selama ini dimitoskan sebagai vampir yang haus darah sebetulnya merupakan tokoh nyata. Ia merupakan Pangeran Wallachia yang ditugaskan oleh Kerajaan Hungaria sebagai salah satu panglima pasukan Salib. Sebagai panglima pasukan Salib, Dracula telah berhasil membantai ratusan ribu umat Islam di Wallachia dan sekitarnya. Korban-korban terbut disula—ditusuk dari bagian anus hingga tembus perut, leher, punggung atau kepala—dan mayatnya dibiarkan membusuk di kayu sula. Sepak terjang Dracula inilah yang membuat Sultan Mehmed II sebagai penguasa Islam waktu itu bertekad untuk menangkap Dracula hidup atau mati.
Pertempuran pun tak dapat dihindari. Di antara pertempuran antara Sultan Mehmed II dengan Dracula, The Night Attack (Sergapan Tengah Malam), merupakan pertempuran yang paling populer. Pada tengah malam Dracula dan pasukannya menyergap pasukan Sultan Mehmed II. Pertempuran sengit pun terjadi. Pada awalnya pasukan Dracula berhasil mendesak pasukan Sultan Mehmed II; bahkan Sultan Mehmed II pun hampir terbunuh di pertempuran ini. Akan tetapi, kemampuan Sultan Mehmed II yang sudah terjun ke dalam berbagai medan pertempuran membuatnya bisa membalikkan keadaan. Akhirnya, Dracula bisa dipikul mundur.
The Night Attack tersebut digambarkan dengan detail oleh Orhan Basarab dalam bukunya. Ini membuat seolah peristiwa tersebut begitu dekat dengan kita sehingga suara pedang yang beradu, jerit orang yang sekarat, teriakan agar pasukan terus maju, akan selalu terngiang-ngiang dalam kepala kita.
Tak kalah serunya dengan The Night Attack adalah pertempuran di tepi Danau Snagov. Dalam pertempuran ini kekuatan pasukan Dracula sudah banyak menyusut. Kekuatan yang kecil tersebut harus berahadapan dengan pasukan Mehmed II yang besarnya tiga kali lipat. Awalnya pasukan Dracula bisa mengimbangi, tetapi seiring dengan jalannya pertempuran mereka terdesak. Dracula sendiri yang merasa kewalahan menghadapi terjangan pasukan Sultan Mehmed II akhirnya melarikan diri. Bagaimana tentang nasib Dracula dalam pertempuran ini bisa dibaca dalam Bab III dalam buku ini.
Sekiranya buku karya Orhan Basarab ini bisa melengkapi buku karya Hyphatia Cneajna yang telah terbit sebelumnya—Dracula Pembantai Umat Islam Dalam Perang Salib. Buku ini layak dibaca oleh siapa saja yang ingin mengetahui tentang kematian Dracula yang selama ini disembunyikan oleh Barat. Lima bab dalam buku ini akan memberikan pencerahan pada kita. ***

http://forum.dudung.net

Penulis : Orhan Basarab
Penerbit : Navila Idea
Tebal : vi + 144 halaman
Harga : Rp. 22.000,-

Selama ini sosok Jengis Khan selalu digambarkan sebagai sosok bengis, padahal dialah pahlawan dari Asia yang telah membuat bangsa Semit yang selalu mengaku bangsa unggul karena keturunan para nabi, bertekuk lutut. Lewat Jengis Khan inilah Asia bersinar di seluruh dunia. Sayang, sosok kepahlawanannya ditengelamkan oleh sejarah para pemenang yang didominasi Bangsa Semit. Maka tak mengherankan kalau sosok Jengis Khan dianggap sebagai pemimpin yang bengis dan penghancur peradaban.

Buku ini mengungkap kisah hidup salah satu putra terbaik Mongolia yang selama ini dikaburkan oleh sejarah yang dominan. Sikap nasionalisme Jengis Khan dikupas. Sumbangannya
terhadap dunia ditelaah. Gaya kepemimpinannya yang menggabungkan kedisiplinan, ketepatan dalam mengambil keputusan dan cinta kasih dikaji. Semua itu untuk melihat sosok
Jengis Khan secara utuh.

Dalam buku ini juga dibahas sumbangan anak cucu Jengis Khan bagi peradaban. Semisal, sumbangan Timur Lenk terhadap Islam dan Kubilai Khan terhadap Asia. Sumbangan mereka begitu besar—mulai dari makanan sampai senjata—yang telah memengaruhi hitam birunya peradaban dunia.

Rabu, 11 Februari 2009


VLAD TSEPES III (1431-1476 M) atau Count Dracula selama ini hanya dikenal sebagai tokoh fiksi berwujud vampir haus darah ciptaan Bram Stoker. Padahal Dracula merupakan tokoh nyata yang telah melumuri abad pertengahan dengan noda hitam. Kisah hidupnya tidak bisa dipisahkan dari Perang Salib.

Selama ini, kekejaman Dracula ditutup rapat-rapat oleh dunia Barat. Sosok, sejarah serta kekejamannya dikaburkan sehingga banyak orang yang tidak mengetahui fakta sesungguhnya tentang Dracula. Buku di tangan anda ini akan menguak tabir pekat yang menyelimuti sejarah kelamnya.

Judul Buku : DRACULA; PEMBANTAI UMAT ISLAM DALAM PERANG SALIB
Penulis :
Hypathia Cneajna
Penerbit : Navila Idea
Tebal : xii + 192 halaman
Harga :
Rp 29.500,-


Search

Shoutbox

Best Seler

Buku Sepanjang Masa

 

Copyright © 2009 Fresh Themes Gallery | NdyTeeN. All Rights Reserved. Powered by Blogger and Distributed by Blogtemplate4u .